Penelitianini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk organik cair dandosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil cabai merah.Penelitian ini dilaksanakan daribulan September 2016 sampai Januari 2017 di Desa Maku, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi,Provinsi Sulawesi Tengah.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial.Faktor pertama adalah dosis pupuk NPK (P
Dilanjutkandengan dosis: 20 - 60 cc/10 - 30 lt air/100m2. 20 - 60 cc/10 - 30 lt air/100m2. 20 - 60 cc/10 - 30 lt air/100m2. 1 - 2 hari sebelum tanam. Dilanjutkan Umur: Umur 2 minggu. Umur 4 minggu. Umur 6-8 minggu.
DISA Avissa Prima (2018) Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum Annuum L.) pada Komposisi Pupuk Hayati Mikoriza-Trichoderma dan Pengurangan Dosis Pupuk Buatan. Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.
DosisPupuk Urea Untuk Tanaman Sawi. Kebutuhan pupuk meliputi pupuk kandang 10- 30 tonha urea 200-300 kgha SP-36 200-300 kgha dan KCl 150-250 kgha. CARA PEMUPUKAN CABE MENGGUNAKAN PUPUK NPK. Pupuk urea ini menjadi salah satu zat yang mampu membantu pertumbuhan tanaman.
3 Meningkatkan kandungan pupuk Kalium (K). Setelah meningkatkan unsur (P) Kalium juka anda harus tingkatkan, kalium sangat dibutuhkan pada fase cebe anda sudah berbuah. Tanaman cebe yang kekurangan kalium biasanya menghasilkan buah yang tidak merata. cebe anda sangat rakus ketika buah sudah terbentuk. 4.
tJ2Ghvd. Sampurasun ... Pupuk organic cair. Dosis dan cara aplikasinya - Pupuk organic cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organic yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsure haranya lebih dari satu unsure. Nah…. Kelebihan dari pupuk organic ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak masalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik, pupuk organic cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yamg diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman. Dengan menggunakan pupuk organik cair dapat mengatasi masalah lingkungan dan membantu menjawab kelangkaan dan mahalnya harga pupuk anorganik saat ini. Pupuk organic cair. Dosis dan cara aplikasinya MANFAAT PUPUK ORGANIC CAIR Merangsang pertumbuhan tunas baru Mempebaiki sistem jaringan sel dan memperbaiki sel-sel rusak Merangsang pertumbuhan sel-sel baru pada tumbuhan Memperbaiki klorofil pada daun Merangsang pertumbuhan kuncup bunga Memperkuat tangkai serbuk sari pada bunga Memperkuat daya tahan pada tanaman Dosis untuk pupuk organik cair, yaitu 10 cc pupuk cair organik dicampur 1-1,4 liter air. Aplikasi dari pupuk cair organik itu bisa dengan cara Disemprotkan pada mulut daun dan batang. Waktu yang dibutuhkan adalah pada pagi hari sebelum jam 10 pagi atau setelah jam 4 sore. Dapat digunakan dengan sistem siram pada sekitar batang tanaman.
ABSTRAK Masalah yang dihadapi dalam pengembangan tnaman cabai adalah tingginya penggunaan pupuk anorganik ditingkat petani. Hal ini mendorong dilakukan penelitian yang menggunakan pupuk organik. Penelitian ini Bertujuan untuk menganalisis respon tanaman cabai merah pada penggunaan pupuk organik cair. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK, yang terdiri dari lima perlakuan yaitu pemberian pupuk organik cair masing-masing 50 ml, 60 ml, 70 ml, 80 ml, 90 ml per liter air dan kontrol yang diulang masing-masing 5 kali sehingga terdapat 30 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter tinggi tanaman dan jumlah daun berpengaruh nyata pada taraf Uji JBD 0,05 pada pengamatan umur 49 hari setelah tanam HST, pada perlakuan pupuk organik cair 70 ml memberikan hasil tertinggi terhadap tinggi tanaman dengan nilai 41,8 cm, dan parameter jumlah daun dengan nilai 191,8 helai, terhadap pertumbuhan tanaman. Parameter cabang produktif berpengaruh nyata pada perlakuan 50 ml, dengan nilai rata-rata tertinggi 21 unit, sedangkan umur berbungah paling cepat pada perlakuan 50 ml dengan nilai 35 HST dan paling lambat pada perlakukan 90 ml dengan nilai rata-rata 37,8 hari. Parameter rata-rata jumlah buah dan berat buah berpengaruh tidak nyata dengan memberikan rata-rata tertinggi pada 50 ml dengan nilai 30 buah dan 80 ml pada bobot berat buah dengan nilai 187 gr per pohon setiap polybag. Kata kunci Pertumbuhan; perkembangan; tanaman cabai; pupuk organik cair Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Galung Tropika, 7 1 April 2018, hlmn. 1 - 10 ISSN Online 2407-6279 ISSN Cetak 2302-4178 RESPON PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN CABAI MERAH Response To Various Dosage of Liquid Organic Fertilizer Application To Growth and Cultivation of Red Chili Makmur Email Fakutas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Sulawesi Barat Alamat Jl Prof. Dr. Baharuddin Lopa, SH., Talumung, Majene Sulawesi Barat Telepon/Fax 0422 22559, 270059 Magfirah Email magfirahmuchlis Prodi Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Sulawesi Barat Jl. Prof. Dr. Baharuddin Lopa, SH., Talumung, Majene Sulawesi Barat Telepon/Fax 0422 22559, 270059 ABSTRAK Masalah yang dihadapi dalam pengembangan tanaman cabai adalah tingginya penggunaan pupuk anorganik di tingkat petani. Hal ini mendorong dilakukan penelitian yang menggunakan pupuk organik. Penelitian ini Bertujuan untuk menganalisis respon tanaman cabai merah pada penggunaan pupuk organik cair. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK, yang terdiri dari lima perlakuan yaitu pemberian pupuk organik cair masing-masing 50 ml, 60 ml, 70 ml, 80 ml, 90 ml per liter air dan kontrol yang diulang masing-masing 5 kali sehingga terdapat 30 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter tinggi tanaman dan jumlah daun berpengaruh nyata pada taraf Uji JBD 0,05 pada pengamatan umur 49 hari setelah tanam HST, pada perlakuan pupuk organik cair 70 ml membrikan hasil tertinggi terhadap tinggi tanaman dengan nilai 41,8 cm; dan parameter jumlah daun dengan nilai 191,8 helai, terhadap pertumbuhan tanaman. Parameter cabang produktif berpengaruh nyata pada perlakuan 50 ml nilai rata-rata tertinggi 21 unit, sedangan umur berbungah paling cepat pada perlakuan 50 ml dengan nilai 35 HST dan paling lambat pada perlakuan 90 ml dengan nilai rata-rata 37,8 hari. Parameter rata-rata jumlah buah dan berat buah berpengaruh tidak nyata dengan memberikan rata-rata tertinggi pada 50 ml dengan nilai 30 buah dan 80 ml pada bobot berat buah dengan nilai 187 gr per pohon setiap polybag. Kata kunci pertumbuhan; pekembangan; tanaman cabai; pupuk organik cair. ABSTRACT One problem faced on cultivation of Red Chili is extensive use of inorganic fertilizer on the farm level. This research is meant to analysis the respone of organic foliar fertilizer application to growth & cultivation of red chili plant. This research is meant to analysis response of Red Chili on use organic fertilizer. Method employed in this 2 Makmur dan Magfirah experiment is Random Group Design RGD, which consists of five treatments with each planting media supplied 50 ml, 60 ml, 70 ml, 80 ml, 90 ml per liter water and control, and repeating each media 5 times to meet total experiment of 30 units. The Research Result found that parameter of plant height and leaves quantitiy had a significant effect on test level of JBD 0,05 at observation age 49 days post planting HST showing a highest average result on treatments 70 ml consecutively with value cm in application of organic fertilizer;. Parameter of leaves quantity showed observation of ages 49 HST with highest average score 90 ml, namely sheet. Parameter of productive branch had a significant effect on treatment 50 ml with highest average score 21 unit, while the fastest age flowering is on treatment 50 ml with result 35 HST and the slowest is on treatment 90 ml with average result days. Parameter of average fruit quantity and fruit weight showed no significant effect and giving highest average on 50 ml with result of 30 fruits and 80 ml on the weight of the fruit with result of 187 gr per tree every polybag. Keywords growth; cultivation response; chili plant; organic foliar fertilizer. PENDAHULUAN Cabai merah Capsicum annum L. merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial. Cabai memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap juga memiliki nilai ekonomis tinggi yang banyak digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan industri makanan. Kebutuhan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai dari produsen. Cabai merah merupakan salah satu komoditas dengan harga yang sangat berfluktasi, apalagi menjelang hari raya. Menurut Rans 2005, daerah sentra penanaman cabai di Indonesia tersebar di beberapa daerah mulai dari Sumatera Utara, Sulawesi Selatan. Produksi cabai merah yang dihasilkan rata-rata 841,015 ton per tahun. Pulau Jawa memasok cabai merah seMerah 484,36 ton sedangkan sisanya dari luar Jawa. Secara skala nasional rata-rata hasil per hektar masih tergolong rendah yaitu 48,93 kuintal per hektar dengan luas panen Merah 171,895 ha. Usahatani cabai yang berhasil memang menjanjikan keuntungan yang menarik, tetapi untuk mengusahakan tanaman cabai diperlukan keterampilan dan modal cukup memadai. Untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan dalam penerapan pengetahuan dan teknik budidaya cabai sesuai dengan daya dukung. Secara umum tanaman memerlukan unsur hara untuk pertumbuhan dan produksi yang baik. Tanpa ketersediaan unsur hara yang cukup dalam tanah maka pertumbuhan tanaman akan terlambat dan produksinya akan berkurang. Agar tanaman cabai merah tumbuh dengan optimal, maka pemupukan yang tepat dan benar sangat diperlukan. Pemupukan adalah salah satu paket teknologi yang mampu menaikkan produksi tanaman dan mempunyai peranan penting dalam peningkatan produksi tanaman. Hal ini mendorong dilakukan penelitian tentang respon penggunaan pupuk organik cair POC terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai merah. Respon Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan 3 Perkembangan Cabai Merah METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Desa Galung Lombok Kecamatan Tinambung Kab. Poewali Mandar, mulai April hingga Agustus 2017. Bahan dan Alat Adapun bahan yang digunakan adalah bibit cabai merah, tanah, pasir, pupuk kandang dengan jumlah yang sama sebanyak, pupuk organik cair sebanyak 1 botol, Bibit cabai merah. Tali rapiah polybag ukuran 30 x 40 cm, dari pengaman atau pagar, patok plot dan papan nama atau baliho. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, selan air, gembor, pisau, hand sprayer, meteran, kalkulator, alat tulis menulis dan timbangan analitik, kamera. Metode Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok RAK, yang terdiri dari lima perlakuan pemberian pupuk organik cair POC, yaitu kontrol tanpa perlakuan, 50 ml pupuk organik cair/liter air, 60 ml pupuk organik cair /liter air, 70 ml pupuk organic cair /liter air, 80 ml pupuk organik cair/liter air, dan 90 ml pupuk organic cair/liter air. Setiap perlakuan diulang 5 kali sehingga terdapat 30 unit percobaan dan kontrol. Persiapan Media Tanam Media tanam berupa tanah diambil dengan kedalaman 15 cm, yang kemudian dihaluskan kemudian dicampur pasir dan pupuk kandang dengan komposisi 11, dimasukkan kedalam polybag yang berukurang 30 cm x 40 cm. Lalu diletakkan sesuai dengan denah percobaan dilapangan. Penanaman dan Pemeliharaan Sehari sebelum penanaman, dilaksanakan penyiraman media sampai jenuh. Dibuat lubang tanam 5-7 cm kemudian bibit cabai merah ditanam yang sebelumnya disiram dulu. Penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari dimana matahari tidak terlalu terik untuk menghindari stress pada tanaman, selanjutnya pemberian label pada setiap media tanaman secara acak. Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman setiap hari pagi sore, pemasangan ajir bambu guna menopang tanaman agar berdiri tegak, tunas tunas muda yang tumbuh pada ketiak daun dihilangkan. Parameter Pengamatan 1 Tinggi tanaman cm. Pengamatan tinggi tanaman dilakukaan dengan cara mengukur batang utama tanaman dari atas permukaan media tumbuh sampai titik tumbuh setiap minggu. 2 Jumlah daun helai. Pengamatan dilakukan setiap minggu. 3 Umur tanaman saat berbunga hari. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung umur tanaman dari saat tanam sampai tanaman membentuk bunga. 4 Jumlah cabang produktif unit. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah cabang tanaman yang menghasilkan bunga dan buah. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 9 minggu setelah 4 Makmur dan Magfirah tanam atau tanaman telah mulai berbunga. 5 Jumlah Buah buah. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung Jumlah buah cabai merah yang dipanen dicatat setiap 5 hari sekali untuk 5 kali pemanenan. 6 Bobot Buah g. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung Cabai yang akan di panen ditimbang beratnya selama 5 kali panen dengan interval panen 5 hari sekali. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Tinggi Tanaman cm Hasil rata-rata jumlah daun tanaman cabai pada umur 49 HST dapat dilihat pada Tabel 1. Perlakuan pemberian pupuk organik cair dengan dosis 70 ml per liter air umur 49 hari setelah tanam memberikan nilai rata-rata tertinggi dengan nilai 41,8 cm terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, tetapi tidak berbeda sangat nyata dengan kontrol, 50 ml dan 60 ml. 2. Jumlah Daun helai Hasil rata-rata jumlah daun tanaman cabai pada umur 49 HST dapat dilihat pada Tabel 2. Perlakuan pemberian pupuk organik cair dengan dosis 90 ml/l pada umur 49 hari setelah tanam memberikan nilai rata-rata tertinggi dengan nilai 191,8 helai terhadap pertumbuhan jumlah daun tetapi tidak berbeda nyata dengan kontrol, 50 ml, 80 ml dan 90 ml. Respon Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan 5 Perkembangan Cabai Merah 3. Jumlah Cabang Produktif unit Hasil rata-rata jumlah cabang produktif dapat dilihat pada Tabel 3. Pemberian pupuk organik cair dengan dosis 50 ml per liter air memberikan nilai rata-rata tertinggi dengan nilai 25 unit terhadap jumlah cabang produktif, dan berbeda nyata dengan kontrol, 60 ml, 70 ml, 80 ml dan 90 ml pada taraf uji JBD 5%. 4. Umur Waktu Berbunga hari Hasil rata-rata waktu berbunga dapat dilihat pada Tabel 4. Perlakuan pemberian pupuk organik cair dengan dosis 90 ml per liter air memberikan nilai rata-rata tertinggi 37,8 hari terhadap waktu berbunga dan berbeda nya pada 50 ml dan 60 ml, tetapi tidak berbeda nyata dengan 70 ml, 80 ml, dan kontrol. 5. Rata-rata Jumlah Buah unit Hasil rata-rata jumlah buah dilihat pada Gambar 1. Perlakuan pemberian pupuk organik cair dengan dosis 50 ml per liter air memberikan nilai rata-rata tertinggi dengan nilai 30 buah terhadap jumlah buah tanaman diikuti dengan perlakuan 70 ml, 60 ml, 90 ml dan 80 ml dan terendah pada kontrol dengan nilai 18 buah. 6. Rata-rata bobot Berat Buah gr Hasil rata-rata berat buah dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil rata-rata Jumlah Buah Cabai Merah menunjukkaan bahwa hasil tertinggi pada perlakuan 80 ml berbagai dosisi pupuk cair dengan nilai 187 gr perpohon perpolybag, diikuti Perlakuan 70 ml. 90 ml, 50 ml, 60 ml serta terendah pada kontrol dengan nilai 97 gr. 6 Makmur dan Magfirah Pembahasan Perlakuan pemberian pupuk organik cair dengan dosis 70 ml per liter air umur 49 hari setelah tanam memberikan nilai rata-rata tertinggi dengan nilai 41,8 cm terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, tetapi tidak berbeda sangat nyata dengan kontrol, 50 ml dan 60 ml Tabel 1. Umur 49 HST pada perlakuan 70 memberikan nilai rata-rata tertinggi dengan nilai 191,8 helai terhadap pertumbuhan jumlah daun tetapi tidak berbeda nyata dengan kontrol, 50 ml, 80 ml dan 90 ml Tabel 2. Hal ini di duga bahwa pemberian berbagai berbagai dosis pupuk organik cair yang berbeda pada tanaman cabai maka dapat Respon Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan 7 Perkembangan Cabai Merah memberikan dampak pertumbuhan yang berbeda terhadap tanaman cabai pula. Dalam produksi tanaman, suplai hara optimal biasanya dilakukan melalui pemupukan. Aplikasi pemberian pupuk yang rasional membutuhkan informasi jumlah hara yang tersedia dalam tanah serta status nutrisi pada jaringan tanaman. Penggunaan pupuk berimbang harus mempertimbangkan dua poin penting, yaitu dosis dan rasio nutrisi. Jika salah satu nutrisi hadir dalam jumlah besar mungkin akan menekan serapan dari beberapa nutrisi lain dan merugikan hasil panen. Nasaruddin & Musa 2012, produksi suatu tanaman ditentukan oleh kegiatan yang berlansung dalam sel dan jaringan tanam. Untuk mencapai jumlah produksi/hasil yang besar harus diusahakan agar pertumbuhan bagian tanaman mempunyai nilai ekonomis meningkat. Franklin dkk. 1991 Pertumbuhan dan Perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlansung secara terus menerus sepanjang daur hidup, berlasung pada ketersediaan meristem, hasil assimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dapat dipengaruhi oleh Faktor luar seperti cahaya, temperatur, air, garam-garam mineral, iklim, gravitasi bumi, dan Faktor dalam seperti genetic dan hormon-hormon yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman yang berfungsi secara fisiologis mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan. Perlakuan pemberian pupuk organik cair dengan dosis 90 ml per liter air memberikan nilai rata-rata tertinggi 37,8 hari terhadap waktu berbunga dan berbeda nyata pada kontrol dan 50 ml, tetapi tidak berbeda nyata dengan 80 ml dan 70 ml, dan paling rendah 50 ml selama 35 hari Tabel 3. Pada parameter ini menunjukkan yang paling cepat berbunga perlakuan 50 ml dosis 50 ml per liter air dan paling lambat pada perlakuan 90 ml per liter air, ini artinya bahwa respon tanaman dari berbagai dosis pupuk organik respon minimal, optimal, maksimal dan toksit. Hal ini penting diketahui untuk penggunaan pupuk berimbang harus mempertimbangkan dua poin penting, yaitu dosis dan rasio nutrisi. Jika salah satu nutrisi hadir dalam jumlah besar mungkin akan menekan serapan dari beberapa nutrisi lain dan merugikan hasil panen Nasaruddin & Musa, 2012. Perlakuan pemberian berbagai dosis pupuk organik cair dengan dosis 50 ml per liter air memberikan nilai rata-rata tertinggi dengan nilai 25 unit terhadap jumlah cabang produktif, dan berbeda nyata dengan kontrol, 60 ml, 70 ml, 80 ml dan 90 ml Tabel 4. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis pupuk pada tanaman cabai maka memberikan pula berbagai jumlah pertumbuhan cabang yang berbeda. Tanaman yang sedang tumbuh, terlihat dengan adanya pembentukan organ-organ baru, misalnya daun semakin banyak, akar semakin panjang dan bertambah banyak. Melihat arah pertumbuhan, tanaman tumbuh pada kedua arah, akar ke bawah menuju ke bumi, sedangkan daun serta batang 8 Makmur dan Magfirah menuju ke atas. Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda Lakitan, 1995. Perlakuan pemberian pupuk organik cair dengan dosis 50 ml per liter air memberikan nilai rata-rata tertinggi dengan nilai 30 buah terhadap jumlah buah tanaman cabai diikuti dengan perlakuan 70 ml, 60 ml, 90 ml serta 80 ml dan terendah pada kontrol dengan nilai 18 buah Gambar 1. Hasil rata-rata jumlah buah cabai merah menunjukkaan bahwa hasil tertinggi pada perlakuan dengan dosis 80 ml pupuk organik cair per liter air dengan nilai 187 gr, diikuti Perlakuan 70 ml, 90 ml, 50 ml dan 60 ml serta terendah pada kontrol dengan nilai 97 gr Gambar 2, ini terlihat bahwa pemberian pupuk organik cair dengan dosis yang berbeda memberikan pula respon hasil yang berbeda. Hal ini sejalan dengan Nurahmi dkk 2011, penggunaan pupuk organik merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan produksi cabai. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar. Pupuk ini mengandung hara makro dan mikro esensial N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik. Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. Hal ini sesuai Andayani 2007, yang menyatakan bahwa tumbuhan mempunyai suatu kisaran toleransi tertentu terhadap kondisi lingkungan. Oleh karena itu, sebahagian tanaman dapat berhasil tumbuh pada kondisi lingkungan yang beraneka ragam sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal. Manfaat dari pemberian pupuk cair organik adalah dapat merangsang pertumbuhan tunas baru serta sel-sel tanaman, memperbaiki sistem jaringan sel dan memperbaiki sel-sel rusak, memperbaiki klorofil pada daun, merangsang pertumbuhan kuncup bunga, memperkuat tangkai serbuk sari pada bunga dan memperkuat daya tahan pada tanaman. Menurut Kemas 2002, bahwa semua unsur hara mempunyai efek yang sama-sama merugikan pertumbuhan apabila kurang atau tidak tersedia bagi tanaman. Menurut Musnamar 2003, bahwa kandungan unsur hara dalam pupuk organik tidak dapat lebih unggul dari pada pupuk anorganik. Namun penggunaan pupuk organik secara terus-menerus dalam waktu tertentu akan menjadikan kualitas tanah lebih baik dibanding penggunaan pupuk anorganik. Selain itu penggunaan pupuk organik tidak akan meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi kesehatan manusia. Pupuk organik mempunyai fungsi yang penting yaitu untuk menggemburkan lapisan tanah, meningkatkan populasi jasad remik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang keseluruhannya dapat meningkatkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk organik yang bermanfaat bagi peningkatan produksi Respon Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan 9 Perkembangan Cabai Merah pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Sedangkan Sutedjo 2002, bahwa pupuk organik mampu menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk anorganik yang berlebihan dikarenakan adanya bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Hal ini sejalan dengan Syukur 2016, bahwa pemberian pupuk organik diperlukan untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna dalam proses penguraian bahan organik menjadi bahan yang tersedia bagi tanaman. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa parameter tinggi tanaman dan jumlah daun berpengaruh nyata pada tarah Uji JBD 0,05 pengamatan umur 49 hari setelah tanam HST, dengan perlakuan pupuk organik cair 70 ml per liter air, memberikan hasil tinggi terhadap tinggi tanaman dengan nilai 41,8 cm dan jumlah daun 191,8 helai terhadap pertumbuhan tanaman. Parameter cabang produktif dan umur berbunga berpengaruh nyata pada berbagai perlakuan pupuk organik cair pada perlakuan 50 ml dengan nilai rata-rata jumlah cabang tertinggi 21 unit, dan umur berbungah paling cepat dengan nilai 35 HST dan paling lambat pada perlakuan 90 ml dengan nilai rata-rata 37,8 hari. Parameter rata-rata jumlah buah dan berat buah berpengaruh tidak nyata dengan memberikan rata-rata tertinggi pada 50 ml dengan nilai 30 buah dan 80 ml pada bobot berat buah dengan nilai 187 gr per pohon per polybag. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka di sarankan pada peneliti dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan uji coba langsung dilapangan produksi. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebaiknya menggunakan pupuk organik cair dengan dosis 50 ml dan 80 ml per liter air karena perlakuan ini memberikan hasil terbaik pada produksi tanaman cabai merah. DAFTAR PUSTAKA Andayani, K. 2007. Respons Selada Lactuca sativa L. Terhadap Pupuk Daun Plant Catalyst 2006. Skripsi Fakultas Pertanian Unsyiah. Banda Aceh. Nurahmi E., T. Mahmud & Sylvia Rossiana S. 2011. Efektivitas Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Cabai Merah. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh, Jurnal Floratek 6 158 – 164. Franklin P., Gardner R., Brent Pearce., & Roger L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman. Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta. Lakitan, B. 1995. Hortikultura I. Teori Budi Daya dan Pasca Panen. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 10 Makmur dan Magfirah Kemas A. H. 2002. Dasar-dasar Ilmu Raja GrafindoPersada. Jakarta. Musnamar, 2003. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta. Nasaruddin & Y. Musa. 2012. Nutrisi Tanaman. Masagena Press. Makassar. Rans. 2005. Cabai Capsicum spp. Sumber diakses 17 April 2016. Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. Syukur, M. 2016. 8 Kiat Sukses Panen Cabai Sepanjam Musim. Agromedia. Jakarta. ... Hal lain yang diduga menjadi penyebab tidak berpengaruh-nya PGPR terhadap berat basah tanaman bawang daun, diduga selain PGPR tanaman bawang daun memerlukan nutrisi tambahan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman itu sendiri dengan dosis yang sesuai agar pertumbuhan tanaman akan semakin baik seperti pupuk cair organik. sejalan dengan pendapat Makmur 2018 menyatakan bahwa penggunaan pupuk cair pada tanaman harus seimbang karena dapat mempengaruhi hasil panen, termasuk berat basah pada tanaman bawang daun. ...... Hal tersebut diduga belum optimalnya dosis yang diberikan antara kombinasi PGPR dan LCN yang diberikan sehingga hanya berpengaruh pada tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun. Sejalan dengan pendapat Makmur 2018 menyatakan bahwa penggunaan pupuk harus seimbang dengan memperhatikan sosis dan rasio nutrisi. Apabila salah satu nutrisi diberikan dalam jumlah yang banyak maka akan menekan penyerapan nutrisi yang lainnya dan berakipat pada kerugian atau tidak berpengaruh terhadap berat basah yang dihasilkan dan pertambahan ukuran lingkar batang semu tanaman bawang daun. ...Increasing agricultural crop production, especially onion, can be done by improving the optimal growing environment for plants. Plant roots can be optimized for the absorption of nutrients and water in the process of photosynthesis. One way that can be used is by applying Plant Growth Promoting Rhizobacteria PGPR. In addition to increasing the content of micro and macro elements in the soil can also support the growth of leek plants obtained by applying Pineapple Liquid Waste LCN made using bacterial isolation and can meet the needs of nutrients in plants. This study aims to determine the effect Plant Growth Promoting Rhizobacteria PGPR from Apus Gigantochola apus bamboo root and Pineapple Liquid Waste LCN fertilizer on the growth of leeks Allium fistulosum L., then the results of this study are treated as community information in the form of Leaflets. The method used in this study was an experiment using a Completely Randomized Design CRD system consisting of 4x4 factorials with 3 replications. Based on the results of calculations and data analysis, the results show that there is an effect of PGPR and LCN on the growth of scallions on the height and number of tillers per scallion plant family, but there is no influence on pseudo stem circumference and wet weight per scallion plant family, and the results of this study can be used as a source of public information in the form of leaflets with an average percentage included in good eligibility criteria.... Apabila unsur hara N tercukupi, maka hormon auksin akan terpacu untuk bekerja sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman. Makmur 2018 menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh kegiatan yang berlangsung dalam sel dan jaringan tanaman. Tanaman tumbuh subur apabila segala unsur hara yang dibutuhkan tersebut tercukupi atau tersedia dalam bentuk yang sesuai sehingga akan diserap. ...... POC fertilizer application for red chili plantations is carried out by contract farmers with a dose of 80 ml per liter of water so that the red chili crop contract farmers experience optimal growth. The fertilizer dosage given by farmers is by research conducted by Makmur & Magfirah 2018, that the growth of red chilies will be optimal in administering 50 ml and 80 ml POC fertilizer doses per liter of water. ...Diah AngreheniRahim DarmaL AsrulContract farming refers is to carry out the agreement between the buyer and the farmer to reduce risk for both parties. Red chili is rotten, damaged, and has a large shrinkage, causing production, quality and price risks. The study provide an empirical analysis of the impact of contract farming on chili cultivation and postharvest practice. The field survey was conducted in Magelang District as the one of the production centers of red chillies in West Java. Data collected from 40 farmers for contract and 45 farmers for noncontract. The results of the study indicated that the cultivation and post-harvest practices on contract farmers are better in quality, as well as in quantity compared to non-contract farmers. In contract farming, cultivation and post-harvest practices done by farmers are controlled by growers as representatives of the company. Tight control over the products produced by farmers generates not only for the better quality, but also the increase chili farm productivity. Contract farming is recomended to apply other agricultural commodities, specially for high risk commodity which has wid price fluctuation, high quality variation, and susceptible to climate HelgaHandoko Santoso Agus SutantoPepper cultivation has not been maximally empowered by the community because paprika chili will grow well at a temperature of 210C degrees Celsius to a temperature of 270C. This study aims to determine the effect of using compost and pumakal liquid fertilizer from pineapple waste on the growth of paprika chili from the results of article review. This research is a qualitative research with several articles related to the effect of liquid waste on the growth of paprika plants. Results Based on the research that has been done, there is a significant effect of using compost and pumacal liquid fertilizer from pineapple waste on the growth of chili chili is one of the strategic horticultural commodities in Indonesia. Improved cultivation technology is required to increase the production of red chili. This research aim to determines the optimal dosage of arbuscular mycorrhizal fungi AMF and the concentration of liquid organic fertilizer LOF to increase the growth and yield of red chili. The research was designed in a Factorial Randomized Complete Block. The first factor was mycorrhizae with three dosages levels 0, 5, and 10 g plant ⁻¹ . The other factor was liquid organic fertilizer with 4 level concentrations of 0, 5, 10, and 15 ml l ⁻¹ . The result shows that mycorrhizal inoculation increase the root absorption area. Liquid organic fertilizer increased nutrient sources for plants and improved the physical, biological, and chemical soil. Mycorrhizal inoculation and LOF improved the growth of red chili, there were plant height, number of branches, stem diameter, header width, and leaf area index. The yield components also increased the number of fruit, fruit length, fruit weight, and productivity. The highest productivity was resulted by the treatment of AMF 10 g plant ⁻¹ and 15 ml l ⁻¹ LOF t ha ⁻¹ , that was 33% higher than without Fatimah Batubara Agung Budi SantosoKhadijah El RamijaThe North Sumatera province has the fifth largest goat population in Indonesia after Central, East, Lampung and West Java. Meanwhile, solid and liquid goat manures have great potential as a source of organic fertilizer. Therefore, this study aims to examine the potential of goat manure as a source of organic fertilizer and its role in improving soil quality, growth and crop production. The data were collected from the Central Bureau of Statistics and the results of previous studies. Furthermore, the potential of goat manure was calculated by multiplying the total goat population in North Sumatra by the goat manure production /head/day and converted to one year. The parameter measured was the total goat population in North Sumatera, goat manure production/head/day, and the covered agricultural land area. The results showed that goat manure only fulfilled of the agricultural land area in North Sumatera. In addition, the case study in Deli Serdang District showed that the application of goat manure compost with biourine and balanced inorganic fertilizers increased red chilies’ productivity by 46%. Therefore, it was concluded that the potential of goat manure as organic fertilizer is still very low. Pauliz Budi HastutiThe purpose of this study was to determine the effect of various concentrations of liquid organic fertilizer from market waste on the growth and N uptake of oil palm leaves seedlings in pre-nursery. This experiment used a completely randomized design with ten replications. There were eight treatments namely 15%, 25%, 35%, 45%, 55%, 65%, chemical fertilizer NPKMg and urea as control and solid compost. The results showed that the application of liquid organic fertilizer at concentrations of 35% to 45% and solid compost gave the highest stem diameter and N uptake of oil palm leaves. The application of liquid organic fertilizer from a concentration of 25% to 45% and solid compost gives the highest dry weight and leaves of oil palm seedlings. Application of liquid organic fertilizer with a concentration of 45% to 65%, solid compost, or chemical fertilizer produces the highest amount of Selada Lactuca sativa L. Terhadap Pupuk Daun Plant CatalystK AndayaniAndayani, K. 2007. Respons Selada Lactuca sativa L. Terhadap Pupuk Daun Plant Catalyst 2006. Skripsi Fakultas Pertanian Unsyiah. Banda Aceh. Nurahmi E., T. Mahmud & Sylvia Rossiana S. 2011. Efektivitas Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Cabai Merah. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh, Jurnal Floratek 6 158 I. Teori Budi Daya dan Pasca Panen. Raja Grafindo PersadaB LakitanLakitan, B. 1995. Hortikultura I. Teori Budi Daya dan Pasca Panen. Raja Grafindo Persada. Ilmu Raja GrafindoPersadaA H KemasKemas A. H. 2002. Dasar-dasar Ilmu Raja GrafindoPersada. Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar SwadayaE I MusnamarMusnamar, 2003. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar Swadaya, 2005. Cabai Capsicum spp. Sumber diakses 17 April dan Cara Pemupukan. Rineka CiptaM M SutedjoSutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Selada Lactuca sativa L. Terhadap Pupuk Daun Plant Catalyst 2006. Skripsi Fakultas Pertanian UnsyiahK AndayaniAndayani, K. 2007. Respons Selada Lactuca sativa L. Terhadap Pupuk Daun Plant Catalyst 2006. Skripsi Fakultas Pertanian Unsyiah. Banda Aceh.
Berbicara tentang pertanian, salah satu hal yang sangat penting adalah mengenai pupuk. Pupuk merupakan salah satu faktor utama dalam membantu tanaman tumbuh dengan baik. Namun sayangnya, masih banyak orang yang belum paham mengenai dosis yang tepat dalam memberikan pupuk pada tanaman. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dibahas mengenai cara menghitung dosis pupuk organik cair yang tepat untuk berbagai jenis tanaman. Dosis Pupuk Organik Cair untuk Tanaman BayiDosis Pupuk Organik Cair untuk Tanaman PadiDosis Pupuk Organik Cair untuk Tanaman KakaoDosis Pupuk Organik Cair untuk Tanaman Durian Dosis Pupuk Organik Cair untuk Tanaman Bayi Bayi merupakan salah satu jenis tanaman yang membutuhkan perhatian khusus dalam memberikan pupuk. Salah satu pupuk yang sering digunakan untuk tanaman bayi adalah Sanmol Drop. Berikut adalah dosis yang tepat untuk memberikan Sanmol Drop pada tanaman bayi Apa itu Sanmol Drop? Sanmol Drop merupakan salah satu jenis pupuk organik cair yang terbuat dari bahan alami sehingga aman digunakan pada tanaman bayi. Jenis-jenis pupuk organik cair lainnya yang bisa digunakan untuk tanaman bayi antara lain adalah Bio Organi, Top Vege, dan juga Perikanan Organik. Mengapa harus memberikan pupuk pada tanaman bayi? Karena pupuk bisa membantu tanaman bayi agar tumbuh dengan baik dan sehat. Keuntungan memberikan pupuk organik cair pada tanaman bayi antara lain adalah tanaman akan menjadi lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta meningkatkan produktivitas tanaman. Alasan mengapa harus memberikan dosis yang tepat dalam memberikan pupuk adalah agar tanaman tidak mati karena overdosis atau tidak maksimal dalam tumbuh karena kekurangan pupuk. Berikut adalah langkah-langkah dalam menghitung dosis pupuk organik cair untuk tanaman bayi Tentukan jenis pupuk organik cair yang akan digunakan Baca petunjuk penggunaan dosis pupuk pada kemasan pupuk Sesuaikan dosis pupuk dengan umur tanaman bayi Jangan memberikan pupuk terlalu sering atau terlalu banyak Tips dalam memberikan pupuk pada tanaman bayi adalah memperhatikan kondisi tanaman setiap saat dan jangan lupa untuk memastikan tanaman bayi selalu tercukupi air serta sinar matahari yang cukup. Dosis Pupuk Organik Cair untuk Tanaman Padi Salah satu tanaman pangan yang sangat penting di Indonesia adalah padi. Dalam memberikan pupuk pada tanaman padi, salah satu jenis pupuk yang bisa digunakan adalah pupuk daun padi. Untuk dosis yang tepat, perhatikan langkah-langkah berikut Apa itu pupuk daun padi? Pupuk ini adalah salah satu jenis pupuk organik cair yang diformulasikan khusus untuk tanaman padi agar tumbuh lebih subur. Jenis-jenis pupuk organik cair lainnya yang bisa digunakan untuk tanaman padi antara lain adalah EM4, Amanah, dan juga Nasa Amanah. Mengapa harus memberikan pupuk pada tanaman padi? Karena pupuk bisa membantu tanaman padi agar tumbuh dengan lebih subur dan menghasilkan hasil panen yang lebih optimal. Keuntungan memberikan pupuk organik cair pada tanaman padi antara lain adalah tanaman menjadi lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta meningkatkan produktivitas tanaman. Alasan mengapa harus memberikan dosis yang tepat dalam memberikan pupuk adalah agar tanaman tidak mati karena overdosis atau tidak maksimal dalam tumbuh karena kekurangan pupuk. Berikut adalah langkah-langkah dalam menghitung dosis pupuk organik cair untuk tanaman padi Tentukan jenis pupuk organik cair yang akan digunakan Perhatikan tahap pertumbuhan tanaman padi fase vegetatif, generatif, atau keduanya Hitung berat pupuk sesuai dosis yang tertera pada kemasan Campurkan pupuk dengan air bersih sesuai takaran Siram pupuk pada daun padi secara merata Tips dalam memberikan pupuk pada tanaman padi adalah memperhatikan kondisi tanaman setiap hari dan jangan lupa untuk memberikan air dan sinar matahari yang cukup pada tanaman padi. Dosis Pupuk Organik Cair untuk Tanaman Kakao Salah satu jenis tanaman yang menghasilkan biji-bijian yang sangat digemari masyarakat adalah tanaman kakao. Dalam memberikan pupuk pada tanaman kakao, salah satu jenis pupuk yang bisa digunakan adalah pupuk organik cair. Berikut adalah dosis yang tepat untuk memberikan pupuk organik cair pada tanaman kakao Apa itu pupuk organik untuk tanaman kakao? Pupuk ini adalah salah satu jenis pupuk organik cair yang diformulasikan khusus untuk tanaman kakao sehingga mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas buah kakao. Jenis-jenis pupuk organik cair lainnya yang bisa digunakan untuk tanaman kakao antara lain adalah pupuk kandang, biofertilizer, dan juga pupuk organik padat. Mengapa harus memberikan pupuk pada tanaman kakao? Karena pupuk bisa membantu tanaman kakao agar tumbuh subur dan meningkatkan produksi biji kakao. Keuntungan memberikan pupuk organik cair pada tanaman kakao antara lain adalah menjaga kondisi tanah agar selalu subur dan meningkatkan kandungan unsur hara dalam tanah. Alasan mengapa harus memberikan dosis yang tepat dalam memberikan pupuk adalah agar tanaman tidak mati karena overdosis atau tidak maksimal dalam tumbuh karena kekurangan pupuk. Berikut adalah langkah-langkah dalam menghitung dosis pupuk organik cair untuk tanaman kakao Tentukan jenis pupuk organik cair yang akan digunakan Perhatikan dosis yang tertera pada kemasan pupuk Hitung jumlah bibit kakao yang akan diberi pupuk Tentukan dosis pupuk yang tepat tergantung pada usia tanaman dan jenis pupuk yang digunakan Larutkan pupuk dalam air dan aduk hingga merata Siram pupuk pada lingkungan akar tanaman kakao Tips dalam memberikan pupuk pada tanaman kakao adalah memperhatikan kualitas air dan kadar pH serta memperhatikan serangan hama dan penyakit pada tanaman. Dosis Pupuk Organik Cair untuk Tanaman Durian Tanaman durian merupakan salah satu jenis tanaman yang menghasilkan buah yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Untuk membantu tanaman ini tumbuh dengan subur, diperlukan pupuk organik cair yang tepat. Berikut adalah dosis pupuk organik cair yang tepat untuk tanaman durian Apa itu pupuk organik cair untuk tanaman durian? Pupuk ini adalah salah satu jenis pupuk organik cair yang terbuat dari bahan-bahan alami yang aman untuk tanaman dan manusia. Jenis-jenis pupuk organik cair lainnya yang bisa digunakan untuk tanaman durian antara lain adalah pupuk organik super, POC, dan juga em4. Mengapa harus memberikan pupuk pada tanaman durian? Karena pupuk bisa membantu tanaman durian tumbuh dengan subur dan meningkatkan produksi buah durian. Keuntungan memberikan pupuk organik cair pada tanaman durian antara lain adalah menjaga kualitas dan kuantitas buah durian, serta meningkatkan daya tahan dan keawetan tanaman. Alasan mengapa harus memberikan dosis yang tepat dalam memberikan pupuk adalah agar tanaman tidak mati karena overdosis atau tidak maksimal dalam tumbuh karena kekurangan pupuk. Berikut adalah langkah-langkah dalam menghitung dosis pupuk organik cair untuk tanaman durian Tentukan jenis pupuk organik cair yang akan digunakan Perhatikan usia tanaman durian Hitung luas daun pohon durian yang akan diberikan pupuk Tentukan dosis pupuk yang tepat sesuai dengan usia tanaman dan luas daun yang terpapar Larutkan pupuk dalam air secukupnya Siramkan pupuk dengan merata pada tanaman durian Tips dalam memberikan pupuk pada tanaman durian adalah memperhatikan kelembaban tanah dan memberikan pupuk secara teratur demi hasil yang optimal. Dari keempat jenis tanaman tersebut, dapat disimpulkan bahwa memberikan pupuk yang tepat dan sesuai dengan dosis yang benar sangat penting dalam meningkatkan produktivitas tanaman dan membantu tanaman untuk tumbuh dengan baik. Selalu perhatikan petunjuk dosis pada kemasan pupuk dan jangan overdosis agar tanaman tidak rusak. Semoga artikel ini bermanfaat bagi para petani dan pecinta tanaman di Indonesia!
dosis pupuk organik cair untuk cabe